KEMULIAAN SY. ABBAS BIN ABDUL MUTTHALIB

KEMULIAAN SY. ABBAS BIN ABDUL MUTTHALIB 

KEMULIAAN SY. ABBAS BIN ABDUL MUTTHALIB 
DAN KETURUNANNYA
Luthfi Bashori



SY. Abbas bin Abdul Muththalib (Arab: العباس بن عبد المطلب) lahir 566 – wafat 653 M, adalah paman dan shahabat dari Nabi Muhammad S.A.W. Dari keturunan Sy. Abbas inilah pada akhirnya yang menjadi golongan khalifah (raja/sulthan) yang dikenal dengan nama Bani Abbasiyah dan pernah berkuasa di Baghdad, hingga namanya mendunia.



Sy. Ibnu Abbas RA mengungkapkan bahwa tatkala ibunya (Ummul Fadhl) sedang mengandung, suatu ketika berjumpa dengan Nabi Muhammad S.A.W, kemudian beliau S.A.W bersabda kepadanya, “Wahai Ummul Fadhl, engkau sekarang sedang mengandung bayi laki-laki. Jika telah lahir nanti, bawalah kepadaku.”



Setelah melahirkan, Ummul Fadhl membawa bayinya kepada Nabi S.A.W. Lalu beliau S.A.W mengumandangkan adzan di telinga kanan bayi itu dan bersabda, “Ummul Fadhl, pulanglah engkau bersama bapak para khalifah (sultan/raja) ini.”
Sesampai di rumah, Ummul Fadhl menceritakan semua itu kepada suaminya, Sy. Abbas bin Abdul Mutthalib RA. Ia pun segera berpakaian rapi dan mendatangi Rasulullah S.A.W untuk menanyakan kebenaran cerita istrinya. Beliau S.A.W pun membenarkan dan bersabda, “Darinya nanti akan lahir As-Sifan, Al-Muhtadi, dan orang yang akan shalat bersama Isa bin Maryam AS.” (HR. Abu Nu’aim).



Ada sebagian riwayat yang berpendapat bahwa Imam Mahdi yang akan menjadi imam shalat di akhir zaman dan diikuti oleh Nabi Isa AS sebagai makmum, adalah salah satu dari keturunan dari Sy. Abbas, walaupun pendapat ini banyak disangkal oleh mayoritas ulama, karena mereka lebih menguatkan riwayat bahwa Imam Mahdi di akhir zaman itu dari keturunan St. Fahimah putri Rasulullah S.A.W.



Sy. Abu Hurairah RA memberitahukan, tatkala Nabi Muhammad S.A.W keluar dan bertemu dengan Sy. Abbas bin Abdul Mutthalib. Lalu beliau S.A.W bersabda kepadanya, “Wahai Abu Fadhl, maukah engkau kuberi kabar gembira?”
“Tentu, wahai Rasulullah,” jawab Sy. Abbas RA.
Nabi Muhammad S.A.W bersabda, “Allah mengawali perkara Khalifah ini dariku dan akan mengakhirinya pada keturunanmu.” (HR. Abu Nu’aim).



Dalam catatan wikipedia, bahwa sabda Nabi Muhammad S.A.W ini terbukti benar. Kekhalifahan Abbasiyah atau Bani Abbasiyah adalah kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Baghdad, (sekarang ibu kota Irak). Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dunia.
Kekhalifahan ini berkuasa setelah merebutnya dari Bani Umayyah dan menundukkan semua wilayahnya kecuali Andalusia.



Bani Abbasiyah dirujuk kepada keturunan dari paman Nabi Muhammad yang termuda, yaitu Sy. Abbas bin Abdul-Muththalib (566-652), oleh karena itu mereka juga termasuk ke dalam keluarga Bani Hasyim.
Bani Abbasiyah berkuasa mulai tahun 750 dan memindahkan ibukota dari Damaskus ke Baghdad. Berkembang selama tiga abad, tetapi sebagaimana umumnya, kekuasaan tersebut pelan-pelan meredup setelah naiknya bangsa Turki, yang sebelumnya merupakan bahagian dari tentara kekhalifahan Abbasiyah yang mereka bentuk, dan dikenal dengan nama Mamluk.



Nabi Muhammad SAW bersabda, “Di antara keluraga kami ada Al-Qaim, Al-Manshur, As-Saffah, dan Al-Mahdi. Al-Qaim akan menjadi khalifah yang tidak menumpakan darah. Al-Manshur tidak akan ditolak benderanya. As-Saffah suka mengalirkan harta dan darah. Sementara itu Al-Mahdi akan memenuhi perintahnya dengan keadilan sebagaimana yang sebelumnya dipenuhi dengan kedzaliman,” (HR. Ibnu Asakir).



Dalam perjalanan kekuasaan Bani Abbasiyah, ada salah seorang khalifah yang bernama Almahdi, dan dikenal sebagai khalifah yang adil, sesuai dengan sabda Nabi S.A.W.
Kemuliaan keturunan Sy. Abbas juga terdapat orang-orang mulia dari kalangan ahli ilmu, antara lain putra beliau sendiri, yaitu Sy. Abdullah bin Abbas RA yang termasih ahli hadits dan hafal Alquran di usia 10 tahun. Beliau juga termasuk ahli Tafsir terbaik di kalangan para shahabat.
Sy. Abdullah bin Abbas RA juga terkenal sebagai perawi Hadits Nabawi, dan hafal sekitar 1660 hadits. Kebrkahan ilmunya ini tiada lain karena doa dari Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana dalam riwayat, bahwa Sy. Abdullah bin Abbas RA bercerita, Rasulullah SAW mendekapkan diriku ke dadanya, lalu bersabda, “Ya Allah, berilah kepadanya pemahaman dalam agama.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).



Sy. Abdullah bin Abbas RA juga mengabarkan, ketika Nabi S.A.W masuk kamar kecil, ia menyiapkan untuk beliau S.A.W wadah berisi air. Setelah keluar dari kamar kecil, Nabi S.A.W bertanya, “Siapa yang menyiapkan air ini?”
Sy. Zubair menjawab, “Ibnu Abbas.”
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ya Allah, pahamkanlah Ibnu Abbas dalam masalah agama.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==