ST. UMMU HARAM, WANITA PAHLAWAN ISLAM

ST. UMMU HARAM, WANITA PAHLAWAN ISLAM
ST. UMMU HARAM, WANITA PAHLAWAN ISLAM
Luthfi Bashori
Daripada membaca berita gonjang-ganjing rumah tangga para artis bintang film, daripada mengoleksi cerita perjalanan hidup para pemain bola, daripada mengomentari kehidupan pribadi tokoh-tokoh politik yang tidak ada manfaatnya untuk bekal akhirat, maka sudah selayaknya umat Islam berusaha mempelajari dan mengenal kehidupan pribadi Rasulullah SAW, atau kehidupan para shahabat Nabi S.A.W, serta kehidupan para ulama yang dapat memotivasi diri agar selalu ingat akhirat, hingga dapat mempersiapkan segala sesuatu yang terkait kebahagiaan saat dipanggil oleh Allah.

Coba tengok sejarah hidup di antara salah seorang shahabat Nabi S.A.W, ada seorang wanita yang namanya jarang dikenal oleh umat Islam dewasa ini, beliau adalah St. Ummu Haram.
St. Ummu Haram RA telah menceritakan bahwa suatu hari Nabi Muhammad S.A.W mendatangi rumahnya. Beliau S.A.W sempat tidur (istarahat siang) beberapa saat dan terbangun dengan tersenyum.

“Wahai Rasulullah, apa yang menyebabkan engkau tersenyum? Demi ayah dan ibuku yang aku jadikan tebusan bagimu, (tolong ceritakanlah),” tanya St. Ummu Haram RA.
Nabi Muhammad S.A.W pun menceritakan, “Aku telah bemimpi melihat suatu kaum dari umatku. Mereka berangkat berperang di jalan Allah meniti jalan laut seperti halnya raja-raja yang duduk di atas singgasananya.”
“Doakanlah kepada Allah agar menjadikan diriku salah seorang di antara mereka,” pinta St. Ummu Haram RA.
“Engkau adalah salah seoang di antara mereka,” jelas Nabi S.A.W.
Beberapa saat kemudian, Rasulullah S.A.W tertidur kembali lantas terbangun seraya tesenyum. Ketika St. Ummu Haram RA menanyakan penyebabnya, beliau S.A.W memberikan jawaban sebagaimana jawabanya yang semula.
St. Ummu Haram RA kembali meminta, “Doakanlah kepada Allah agar menjadikan diriku salah seorang di antara mereka.”

“Engkau termasuk orang-orang pertama yang mengalaminya.” tegas Nabi S.A.W.
Perawi hadist ini menerangkan bahwa, selang beberapa waktu lamanya, St. Ummu Haram RA dinikahi oleh Sy. ‘Ubadah bin Shamit RA, dan membawanya pergi berperang melewati jalan laut. Tatkala telah berlabuh di suatu tempat, maka diberikanlah seekor bighal (serupa keledai) kepada St. Ummu Haram RA, lalu ia menaikinya. Akan tetapi bighal itu menjatuhkanya hingga St. Ummu Haram RA meninggal dunia.”
(HR. Lima Imam Hadist).

Pola pikir para wanita yang hidup di zaman Nabi S.A.W rata-rata memiliki semangat jihad untuk membela agama Allah, sebagaimana dijalani oleh kalangan lelaki, yang semuanya itu mereka lakukan demi mengharapkan kenyamanan dan kebahagiaan hidup di akhirat kelak.
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==